Skip to content

Cara Mengadakan Acara Syukuran Umroh Walimatus Safar yang Khidmat dan Berkesan

Acara Syukuran Umroh Walimatus Safar – Banyak calon jamaah umroh di Indonesia memilih mengadakan walimatus safar—sebuah acara syukuran dan minta doa restu sebelum berangkat. Sederhana, hangat, sekaligus penuh makna. Tujuannya jelas: mempererat silaturahmi, memohon keselamatan, serta menyampaikan permohonan maaf sebelum memulai perjalanan ibadah.

Kalau Anda sedang merencanakan umroh dan ingin acara yang khidmat namun tetap efisien, panduan ini merangkum semua hal penting: definisi, waktu pelaksanaan, hukum/keharusan, sampai susunan acara dan contoh naskah MC. Termasuk tips teknis agar acara berjalan rapi—baik di rumah, aula masjid, maupun online.

Apa Itu Walimatus Safar Umroh?

Walimatus safar secara sederhana adalah jamuan/pertamuan doa menjelang perjalanan—dalam konteks ini, umroh. Kata “walimah” berarti jamuan, sedangkan “safar” berarti bepergian. Di budaya Muslim Indonesia, walimatus safar umroh identik dengan doa bersama, tausiyah singkat, permintaan maaf, dan jamuan ringan.

  • Nilai & Manfaat Walimatus Safar
  • Menguatkan doa: keluarga, tetangga, dan sahabat ikut mendoakan kelancaran perjalanan.
  • Silaturahmi: momen berkumpul sebelum keberangkatan; sekaligus berpamitan secara baik.
  • Edukasi: tausiyah ringan tentang adab safar dan ringkasan manasik mini untuk keluarga.
  • Manajemen ekspektasi: memberi info jadwal, kontak darurat, dan update rencana kepulangan.
  • Syiar & keteladanan: mengingatkan bahwa ibadah bukan hanya ritual individual, tetapi juga membawa dampak sosial yang baik.

Kapan Waktu yang Tepat Mengadakan Walimatus Safar Umroh?

Menentukan waktu pelaksanaan walimatus safar umroh sebenarnya cukup fleksibel karena tidak ada ketentuan khusus dalam syariat. Namun, kebanyakan jamaah memilih mengadakannya beberapa hari sebelum keberangkatan—umumnya antara H-7 hingga H-3—agar acara tidak terlalu jauh dari jadwal berangkat, namun masih punya cukup waktu untuk persiapan akhir. Pilihan waktu ini juga memberi kesempatan bagi undangan yang mungkin memiliki agenda padat, sehingga mereka bisa meluangkan waktu.

Sebagian jamaah mengadakan acara ini sehari sebelum berangkat, terutama jika keberangkatan dilakukan pada pagi atau siang hari berikutnya. Pilihan ini membuat doa-doa yang dipanjatkan terasa lebih “segar” dan langsung mengiringi perjalanan. Namun, risiko dari jadwal mepet ini adalah waktu istirahat menjadi lebih terbatas, sehingga calon jamaah perlu mengatur energinya dengan baik.

Selain jarak hari menuju keberangkatan, pertimbangan lain adalah waktu dalam sehari. Banyak yang memilih sore menjelang magrib atau malam setelah Isya, karena selain udara lebih sejuk, undangan juga lebih mudah hadir selepas beraktivitas. Jika acara dilakukan di masjid atau mushola, waktu yang menempel pada jadwal shalat berjamaah akan memudahkan koordinasi dan menghemat waktu.

Apakah Wajib Mengadakan Walimatus Safar Umroh?

Dalam tradisi masyarakat Muslim Indonesia, walimatus safar umroh dipandang sebagai momen penting sebelum memulai perjalanan ibadah. Acara ini menjadi sarana untuk memohon doa, menyampaikan permintaan maaf, dan mempererat silaturahmi dengan keluarga, kerabat, maupun tetangga. Banyak yang menganggapnya bagian dari etika sosial sekaligus bentuk rasa syukur sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Secara agama, walimatus safar tidak memiliki aturan baku atau kewajiban khusus dalam syariat. Nabi Muhammad ﷺ memang mencontohkan adab melepas orang yang hendak bepergian dengan doa yang baik, namun tidak menetapkan bentuk acara tertentu. Karena itu, walimatus safar lebih tepat dipahami sebagai tradisi baik yang dianjurkan (mubah), bukan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Bila kondisi tidak memungkinkan—misalnya karena keterbatasan anggaran, waktu yang mepet, atau faktor kesehatan—acara bisa diganti dengan bentuk sederhana. Misalnya, memohon doa restu secara langsung kepada orang terdekat, mengirim pesan di grup keluarga, atau mengadakan doa bersama singkat selepas shalat berjamaah di mushola. Yang terpenting adalah niat tulus memohon doa, bukan besar kecilnya acara yang digelar.

Susunan Acara Syukuran Umroh (Walimatus Safar)

Berikut contoh struktur acara yang singkat, hangat, efektif (±60–90 menit). Silakan disesuaikan:

  1. Pembukaan oleh MC (5 menit)

    • Salam, ucapan terima kasih, tujuan acara.

  2. Pembacaan Al-Qur’an (5–7 menit)

    • Pilih ayat bertema syukur/safar.

  3. Tausiyah Singkat (15–20 menit)

    • Tema: adab safar, ringkas keutamaan umroh, doa saling mendoakan.

  4. Doa Bersama (10 menit)

    • Fokus keselamatan, kelancaran, kesehatan, dan keberkahan.

  5. Sambutan Calon Jamaah (5–10 menit)

    • Permohonan maaf, permintaan doa, info singkat jadwal keberangkatan.

  6. Penutup & Jamuan (sisa waktu)

    • Makan bersama/prasmanan, sesi foto, salam-salaman.

Q&A Paling Sering Ditanya

Q: Apakah harus ada tausiyah?
A: Tidak wajib. Minimal doa bersama sudah cukup. Tausiyah membuat acara lebih bernilai—kalau ada ustadz tersedia, bagus.

Q: Lebih baik sebelum atau setelah magrib?
A: Idealnya mepet waktu shalat (magrib/Isya) agar jamaah mudah hadir dan bisa sekalian berjamaah.

Q: Boleh minta doa lewat grup WA saja?
A: Boleh. Intinya minta doa dengan adab yang baik. Sertakan jadwal singkat agar keluarga tahu kapan mendoakan secara khusus.

Q: Apakah perlu memberi suvenir?
A: Tidak wajib. Jika ingin, pilih yang bermanfaat (lembar doa, buku saku dzikir, pulpen/notes kecil).

Q: Bagaimana kalau rumah sempit?
A: Pilih format ringkas selepas shalat di mushola/masjid, atau gunakan aula RT, atau format online/hybrid.


Walimatus safar bukan ajang pamer. Ini momen mengumpulkan doa, menguatkan niat, dan meminta maaf sebelum menempuh ibadah yang mulia. Tidak harus mewah—yang penting tulus dan terarah. Susun acara yang ringkas, khidmat, dan penuh makna. Semoga Allah memudahkan perjalanan umroh Anda, menerima ibadah, dan mengembalikan dalam keadaan lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.